Kamis, 15 Desember 2011

Organizational Perspective 1990an


Perspektif organisasi pada tahun 1990an sampai dengan saat ini adalah Organisasi Pembelajaran atau juga sering disebut Learning Organization. Konsep mengenai learning organization pertama kali menjadi istilah yang popular setelah Peter Senge melaontarkan gagasannya dalam buku Fifth Discipline. Sejak itu jargon learning organization atau organisasi pembelajar banyak disebut dan dibicarakan dibanyak kesempatan.
Peter Sange (1990) mengatakan sebuah organisasi pembelajar adalah organisasi “yang terus menerus memperbesar kemampuannya untuk menciptakan masa depannya” dan berpendapat mereka dibedakan oleh lima disiplin, yaitu: penguasaan pribadi, model mental, visi bersama, pembelajaran tim, dan pemikiran sistem.
Penguasaan pribadi (Personal Mastery) adalah suatu budaya dan norma organisasi yang diterapkan sebagai cara bagi semua individu dalam organisasi untuk bertindak dan melihat dirinya. Penguasaan pribadi merupakan suatu disiplin yang mestinya harus dimiliki oleh setiap orang yang menginginkan kehidupan yang baik. Dengan penguasaan diri seseorang akan mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak perlu dilakukan. Penguasaan diri yang baik akan membentuk kemampuan untuk senantiasa mengklarifikasi dan mendalami visi pribadi, memfokuskan energi, mengembangkan kesabaran, dan memandang realitas secara obyektif. Penguasaan pribadi juga merupakan kegiatan belajar untuk meningkatkan kapasitas pribadi kita untuk menciptakan hasil yang paling kita inginkan, dan menciptakan suatu lingkungan lembaga pendidikan yang mendorong semua anggotanya mengembangkan diri mereka sendiri kearah sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan yang mereka pilih.
Model mental (Mental Model) adalah suatu prinsip yang mendasar dari organisasi pembelajar. Model mental adalah suatu aktivitas perenungan yang dilakukan dengan terus menerus mengklarifikasikan dan memperbaiki gambaran-gambaran internal kita tentang dunia, dan melihat bagaimana hal itu membentuk tindakan dan keputusan kita. Model mental terkait dengan bagaimana seseorang berpikir dengan mendalam tentang mengapa dan bagaimana dia melakukan tindakan atau aktivitas dalam berorganisasi. Model mental merupakan suatu pembuatan peta atau model kerangka kerja dalam setiap individu untuk melihat bagaimana melakukan pendekatan terhadap masalah yang dihadapinya. Dengan kata lain, model mental bisa dikatakan sebagai konsep diri seseorang, yang dengan konsep diri tersebut dia akan mengambil keputusan terbaiknya. Dalam pembahasan terdahulu model mental ini kemudian menghasilan cara berfikir atau mindset
Visi bersama (Shared Vision) adalah suatu gambaran umum dari organisasi dan tindakan (kegiatan) organisasi yang mengikat orang-orang secara bersama-sama dari keseluruhan identifikasi dan perasaan yang dituju. Dengan visi bersama, organisasi dapat membangun komitmen yang tinggi dalam organisasi. Selain itu organisasi dapat pula menciptakan gambaran-gambaran atau mimpi-mimpi bersama tentang masa depan yang ingin dicapai, serta prinsip-prinsip dan praktek-praktek penuntun yang akan digunakan dalam mencapai masa depan tersebut.
Belajar Tim (Team Learning) adalah suatu keahlian percakapan dan keahlian berpikir kolektif dalam organisasi. Kemampuan organisasi untuk membuat individu-individu cakap dalam percakapan dan cakap dalam berfikir kolektif tersebut akan dapat meningkatkan kecerdasan dan kemampuan organisasi. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa kecerdasan organisasi jauh lebih besar dari jumlah kecerdasan-kecerdasan individunya. Untuk mencapai kondisi tersebut dibutuhkan individu-individu dalam organisasi yang memiliki emotional intelligence yang tinggi.
Berpikir sistem (Systems Thinking) adalah suatu kerangka kerja konseptual. Yaitu suatu cara dalam menganalisis dan berpikir tentang suatu kesatuan dari keseluruhan prinsip-prinsip organisasi pembelajar. Tanpa kemampuan menganalisis dan mengintegrasikan disiplin-disiplin organisasi pembelajar, tidak mungkin dapat menerjemahkan disiplin-displin itu kedalam tindakan (kegiatan) organisasi yang lebih luas. Disiplin ini membantu kita melihat bagaimana kita mengubah sistem-sistem secara lebih efektif, dan bertindak lebih selaras dengan proses-proses yang lebih besar dari alam dan dunia ekonomi. Berpikir sistem ini pengertiannya hampir sama dengan apa yang disampaikan oleh Guthrie tentang Melihat organisasi sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan (Viewing organization as integrated whole).
Tokoh lain yang memberikan defenisi mengenai organisasi pembelajaran adalah John Farago & David Skyrme (Munandar, 2003). Dalam salah satu tulisan mereka mengatakan bahwa:
“Learning Organizations are those that have in place systems, mechanism and processes, that are used to continually enhance their capabilities to achieve sustainable objectives for themselves and the communities in which they participate.”
Dari uraian di atas dapat dicatat butir-butir berikut ini, yaitu bahwa organisasi pembelajaran adalah:
1) Adaptif terhadap lingkungan eksternalnya;
2) Secara terus menerus menunjang kemampuan untuk berubah;
3) Mengembangkan baik pembelajaran individual maupun kolektif;
4) Menggunakan hasil pembelajaran untuk mencapai hasil yang lebih baik;
Dari uraian-uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa organisasi pembelajaran adalah organisasi yang secara terus menerus dan terencana memfasilitasi anggotanya agar mampu terus menerus berkembang dan mentransformasi diri baik secara kolektif maupun individual dalam usaha mencapai hasil yang lebih baik dan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan bersama antara organisasi dan individu di dalamnya.
Perbedaan antara organisasi pembelajar dengan organisasi tradisional disajikan sebagaimana tabel berikut.

Organisasi Tradisional
Organisasi Pembelajar
Sikap Terhadap Perubahan
Jika hal itu dapat dikerjakan, mengapa dirubah?
Jika kamu tidak berubah,kamu tidak akan bekerja dalam waktu yang lama
Sikap terhadap ide-ide baru
Tertutup dengan ide-ide baru dari luar
Terbuka dengan ide-ide baru dari luar
Penanggung jawab inovasi
Bagian Penelitian dan Pengembangan
Setiap orang didalam organisasi
Ketakutan Utama
Membuat kesalahan
Tidak belajar, tidak akan dapat beradaptasi
Daya saing
Produk dan Layanan
Kemampuan untuk belajar, ilmu pengetahuan dan keahlihan
Pekerjaan manajer
Mengontrol yang lain
Mengijinkan yang lain

Schein (Munandar, 2003) mengemukakan karakteristik organisasi pembelajar sebagai berikut:
1) Dalam hubungan dengan lingkungan maka organisasi bersifat lebih dominan dalam menjalin hubungan;
2) Manusia hendaknya berperilaku proaktif;
3) Manusia pada dasarnya adalah makhluk yang baik;
4) Manusia pada dasarnya dapat diubah;
5) Dalam hubungan antar manusia, individualisme dan kolektivisme sama-sama penting;
6) Dalam hubungan atasan-bawahan kesejawatan atau partisipatif dan otoritatif atau paternalistik sama-sama pentingnya;
7) Orientasi waktu lebih berorientasi pada masa depan yang pendek;
8) Untuk penghitungan waktu lebih digunakan satuan waktu yang medium;
9) Jaringan informasi dan komunikasi berkesinambungan secara lengkap;
10) Orientasi hubungan dan orientasi tugas sama-sama pentingnya.
11) Perlunya berpikir secara sistematis.
Farago dan Skyrme (Munandar, 2003) mengatakan bahwa organisasi pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Berorientasi pada masa depan dan hal-hal yang sifatnya eksternal atau di luar dari diri organisasi;
2) Arus dan pertukaran informasi yang jelas dan bebas;
3) Adanya komitmen untuk belajar dan usaha individu untuk mengembangkan diri;
4) Memberdayakan dan meningkatkan individu-individu di dalam organisasi;
5) Mengembangkan iklim keterbukaan dan rasa saling percaya;
6) Belajar dari pengalaman;
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari organisasi pembelajaran adalah keyakinan bahwa individu adalah proaktif untuk meningkatkan keinginan diri, berusaha maju dan terus belajar dengan menciptakan iklim organisasi yang terbuka dan arus informasi yang jelas. Kondisi ini nantinya akan menghasilkan proses yang terus berkesinambungan dengan tetap mengacu pada kondisi internal organisasi yang pada akhirnya mengacu pada kondisi dan tuntutan eksternal di luar organisasi.
Suatu perusahaan yang tidak menerapkan prinsip-prinsip dasar organisasi pembelajaran sama saja mengabaikan berbagai pengaruh eksternal dan pentingnya suatu organisasi memperkuat dirinya.  Berarti pula perusahaan tidak mendorong terjadinya pengembangan komitmen dan kapasitas karyawan dalam mencapai tujuan perusahaan. Padahal suatu organisasi pembelajaran yang  memiliki daya saing tinggi dicirikan oleh sumberdaya manusia yang unggul dan terus dikembangkan secara terencana. Dan ini ada kaitannya dengan kebutuhan perusahaan untuk mengembangkan dirinya sebagai organisasi pembelajaran karena dunia bisnis sudah semakin mengglobal yakni kompleks, dinamis, dan kompetitif.

REFERENSI:
Ginting, Eka Danta Jaya. 2004. Peranan Organisasi Pembelajaran dalam Meningkatkan Kompetisi Kerja. Digitized by USU Digital Library.
Prabowo, Sugeng I.2010. Jurnal Online: Organisasi Pembelajar
TH, Leksana. 2010. Learning Organization. www.sscnco.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar